Halaman

Jumat, 12 Oktober 2012

Membaca Literal



MEMBACA LITERAL

Pengertian Membaca Literal
Menurut Burn, Reo dan Ross, (1996: 43) menyatakan bahwa: “Membaca pemahaman literal adalah membaca teks bacaan dan memahami isi bacaan tentang apa yang disebutkan di dalam teks secara tersurat
Membaca literat merupakan kegiatan membaca sebatas mengenal dan menangkap arti (meaning) yang tertera secara tersurat (eksplisit). Artinya, pembaca hanya berusaha menangkap informasi yang terletak secara literal dalam bacaan dan tidak berusaha menangkap makna yang lebih dalam lagi, yakni makna tersiratnya, baik dalam tataran antar baris apalagi makna yang terletak dibalik barisnya.
Dalam taksonomi membaca pemahaman, kemampuan membaca literal merupakan kemampuan membaca yang paling rendah, karena selain pembaca lebih banyak bersikap pasif juga tidak melibatkan kemampuan berpikir kritis. Dengan perkataan lain, ketika melakukan proses membaca, sang pembaca hanya berusaha menerima berbagai hal yang tersurat dari kata- kata yang dibacanya atau yang dikemukakan oleh pengarang. Oleh karena itu, untuk pengukuran pemahaman jenis membaca level ini, kita dapat menggunakan kata- kata kunci pertanyaan: apa, siapa, dimana atau kapan.
 Tujuan Membaca Literal
Membaca literal bertujuan hanya mengenal arti yang tertera secara tersurat dalam teks bacaan. Pembaca cukup menangkap informasi yang tertera secara literal (reading the lines) dalam teks bacaan. Ia tidak berusaha mendalami atau menangkap lebih jauh. Teknik seperti ini biasanya dipakai dalam proses belajar mengajar tingkat rendah, misalnya siswa SD-SMP.
Contoh Membaca Literal
Siswa SD yang diberi tugas membaca sebuah buku cerita atau buku tentang ilmu pengetahuan.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Membaca Pemahaman Literal
Untuk meningkatkan kemampuan membaca pemahaman, sekurang-kurangnya guru perlu membina lima faktor pendukung pemahaman seperti yang diungkapkan oleh Burn, Reo dan Ross (1996: 112) yaitu: (a) potensi skemata pembaca, (b) potensi mengingat. (c) perspektif pembaca, (d) kemampuan berpikir, dan (e) aspek efektif. kelima hal tersebut dibahas  sebagai           berikut.

(a) Potensi Skemata  Pembaca

Setiap manusia memiliki potensi untuk berkembang. Potensi itu ada pada diri siswa itu sendiri yang tersimpan di dalam memorinya. Hal ini sebagaimana yang dinyataan oleh Cahyono (1992/1993: 25) bahwa: “Skemata adalah berupa pengetahuan yang tersimpan di dalam memori siswa yang dapat berfungsi pada saat siswa menginterpretasi informasi baru serta membiarkan informasi baru itu masuk dan menjadi bagian dari pengalaman yang tersimpan.” Jadi, skemata itu berupa pengetahuan yang telah kita dapatkan yang tersimpan di dalam memori     kita.

(b) Potensi  Mengingat

Kemampuan mengingat adalah suatu kemampuan yang dimiliki oleh setiap orang dan memiliki tingkat yang berbeda-beda pula. Dalam Taksonomi Bloom kemampuan ini termasuk kemampuan tingkat rendah. Mengingat sangat diperlukan dalam membaca, karena dengan mengingat pembaca dapat menggungkapkan kembali dan menghubungkan antara apa yang dibaca     dengan            apa      yang    dipahaminya.

(c) Perspektif     Pembaca

Perspektif pembaca merupakan potensi yang sangat menentukan pemahaman seseorang dalam membaca teks bacaan. Dengan perspektif yang dimilki oleh siswa terhadap bacaan yang dibacanya dapat memberikan kemudahan dalam memahami isi bacaan. Perspektif yang dimaksud adalah pendapat, anggapan, dan tinjauan pembaca terhadap teks yang dibacanya.

(d) Kemampuan Berpikir

Kemampuan berpikir adalah syarat untuk memahami sesuatu. Kemampuan berpikir yang dimaksud adalah kemampuan mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis  tentang apa yang         dibacanya.

(e) Aspek Afektif

Aspek afektif adalah aspek yang juga menentukan kemampuan sesorang memahami isi bacaan dengan baik. Afektif adalah sikap seseorang terhadap teks yang dibacanya. Dengan memiliki sikap yang positif atau dengan kemampuan pembaca menanggapi isi teks dengan baik, maka akan menghasilkan pemahaman yang baik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar